Cinta merupakan hal paling asas dalam hidup. Kerananya Allah tak ingin hambanya memberikan cinta tertingginya kepada selainNya. Allah telah memberikan rezki dan banyak keni'matan kepada kita, tentu sudah sewajarnya jika kita memberikan prioriti cinta kita kepada Allah.
Orang-orang beriman adalah orang yang berjaya dalam bercinta, firman Allah Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa [pada hari kiamat], bahawa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahawa Allah amat berat siksaan-Nya [niscaya mereka menyesal]. [2 :165]
Orang beriman memprioritikan cintanya kepada Allah, dan cinta ia kepada yang lain didasarkan pada cintanya kepada Allah. Ia tak kan menukarkan cinta tertingginya itu dengan apapun dan berapapun. Ia bahkan memilih menderita dengan cintanya daripada bergelumang kemewahan dengan meninggalkan cinta kepada Rabbnya.
Orang-orang seperti Abdurrahman Bin Auf dan Utsman bin Affan, meninggalkan kampung halaman untuk berhijrah juga kerana perasaan cintanya yang mendalam. Meski ia harus meninggalkan harta berharganya, tapi cintanya kepada Allah lebih ia pilih daripada cintanya kepada kemewahan. Baginya kalau Allah menghendaki maka tak akan susah untuk mengembalikan kekayaannya.
Akan tetapi lain dengan orang yang tak beriman, ia bahkan rela menjual agamanya untuk harta. Beberapa wanita muslim bahkan rela menikah dengan orang kafir, dengan alasan cinta meski harus meninggalkan keimanannya.
Kebanyakan orang sekarangpun demikian pula, diletakkannya agama pada posisi salah, agama adalah urusan peribadi, bukan untuk ditunjukkan kepada awam,dan lalu menyempitkan peraturan Allah, hanya agar ia dapat bersenang-senang di dunia ini, dengan bereksperimen kepada fikiran-fikirannya, hanya untuk dapat hidup bebas menikmati indahnya wanita dan harta. Begitulah ia lebih mencintai dunianya daripada Rabbnya. Semoga kita tidak termasuk yang demikian, kerana alladziina amanu asyaddu hubbalillah, dan adapun orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.
Maka Allah memperingatkan kepada kita sekali lagi, akan sebuah nilai cinta haqiqi yang takkan rugi jika kita berada dalam naungannya, Katakanlah: 'jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA'. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. [9:24] Begitulah, semoga dapat kita jadikan peringatan agar lebih mencintaiNya, diatas segalanya tentu saja. wallahualam...
0 comments:
Post a Comment